Sub tema “ Bintalis dapat menjawab tantangan zaman di abad 21 “
“ Islam sebagai Solusi dari kemunduran akhlak remaja jaman Now “
Oleh: Epi Depiyana Unit SMA BPI 1
Teknologi canggih dan ilmu pengetahuan sudah ada disekitar kita, terus berkembang dan meningkat begitu cepatnya. Hari ini dikenal alat transportasi super cepat, besok muncul alat transportasi super cepat dan bisa terbang, hari ini komunikasi dengan Handphone jaringan 4G besok komunikasinya dengan jaringan 5G, dan seterusnya. Generasi yang lahir zaman sekarang atau zaman abad 21 merupakan generasi yang serba instan dengan ditunjang teknologi komunikasi yang tinggi sehingga semua hal dan informasi sangat mudah didapatkan, bahkan hal-hal negatif yang dapat dimunculkan di Handphone yang menurut pandangan Islam itu sesuatu yang dilarang itu mudah untuk dikonsumsi mata anak-anak remaja, misalnya konten-konten yang berbau pornogarafi, porno aksi, konten tindak kekerasan baik kekerasan fisik atau kekerasan secara verbal, dan lain sebagainya. Akibatnya, remaja yang sudah ketagihan menkonsumsi konten-konten seperti itu maka akan rusak pikirannya. Contoh, Karena rusaknya pikiran akibat konten yang isinya sebuah guyonan dengan kata-kata kasar atau caci maki sehingga seorang remaja menirukan, mempraktekan, bahkan menjadi ucapan kebiasaan ketika berinteraksi dengan teman-temannya. Sungguh hal ini tidak sesuai dengan etika berbicara atau akhlak berinteraksi sosial menurut Islam.
Kita bahas terlebih dahulu mengenai dasar-dasar akhlak. Dasar-dasar akhlak itu ada empat, yakni: kearifan (hikmah), keberanian, penahanan nafsu (‘iffah) dan keadilan atau keseimbangan antara ketiga dasar tersebut.
Yang dimaksud dengan hikmah adalah keadaan jiwa seseorang yang dengannya ia dapat membedakan antara yang benar dan yang salah dalam setiap perbuatan. Adapun yang dimaksud dengan keberanian yaitu dipatuhinya akal oleh kekuatan emosi (ghadhab), bailk dalam tindakannya ataupun keenggananya dalam bertindak. Sedangkan yang dimaksud keadilan atau keseimbangan, adalah keadaan jiwa seseorang yang mampu membatasi gerak kedua kekuatan emosi dan ambisi, serta mengendalikannya dalam keaktifan dan ketidak aktifannya, agar sejalan dengan nilai-nilai hikmah. Dan yang dimaksud dengan penahanan hawa nafsu (‘iffah) adalah terdidiknya kekuatan ambisi (syahwat, hasrat) oleh didikan akal dan syariat.
Ada kata-kata bijak “ ilmu agama harus seimbang dengan ilmu dunia ””, maksudnya ilmu pengetahuan yang hanya berkaitan dengan masalah duniawi itu harus diimbangi dengan ilmu agama yang menuntun seseorang untuk meningkatkan sisi religius atau sisi keimanan dan ketakwaannya. Dengan begitu, sempurnalah hidup seorang remaja apabila ia pintar dan cerdas serta perilakunya yang sholeh. Maka berbahagialah para orang tua yang mempunyai anak remaja seperti itu.
Di abad 21 ini dengan tantangan yang telah dijelaskan di atas, selain peran serta orang tua dan para guru pada saat KBM, juga salah satu yang bisa dijadikan solusinya yakni dengan adanya bimbingan terhadap sisi religius atau sisi keagamaan untuk para remaja sebagai benteng pertahanan menghadapi sisi negatif dari perkembangan teknologi dan komunikasi serta informasi yang tanpa batasan dizaman ini, khususnya untuk siswa siswi BPI adalah Bintalis (Bimbingan Mental Spiritual Islam). Dengan berbagai program keagamaan atau program yang akan dikembangkan nantinya, Bintalis bisa menjadi solusi yang jitu untuk menjawab tantangan dan rintangan yang akan di hadapi remaja siswa siswi BPI. Dengan begitu, orang tua yang menyekolahkan putra putrinya ke BPI akan lebih menaruh kepercayaan terhadap BPI yang di dalamnya ada Bintalis.
Akhlak adalah salah satu hal pokok yang menjadi target utama yang dibenahi oleh Baginda Nabi kita Muhammad Sollalahu’alaihi wassalam tatkala beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Maka Bintalis menjadi salah satu wadah untuk perbaikan akhlak remaja siswa siswi di Yayasan Badan Perguruan Indonesia (BPI) di abad 21 ini.