BERSAHABAT DENGAN TEKNOLOGI DALAM MENCERDASKAN NEGERI
Iman Hilmansyah, M.Pd
“Bagai empedu lekat di hati” mungkin inilah peribahasa yang paling tepat untuk menggambarkan betapa dekatnya antara pendidikan dan teknologi di situasi seperti sekarang ini. Bagaimana tidak, sentralnya peran teknologi dalam dunia pendidikan dalam proses transfer ilmu pengetahuan membuat banyak sekali sub-teknologi baru yang muncul yang dapat dimanfaatkan oleh pelajar dan pendidik untuk menunjang kebutuhan proses belajar mengajar mereka. Minimnya jenis media lain yang sangat fleksibel dan efisien dalam proses belajar mengajar juga menjadi factor penentu betapa pentingnya peran media teknologi dalam dunia pendidikan padaa saat seperti sekarang. Ditambah lagi deklarasi SDG’s (Sustainable Development Goals) yang memiliki 17 tujuan yang mana sala satunya adalah pendidikan yang berkualitas membuat teknologi seolah-olah menjadi ujung tombak dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh di masa Pandemi COVID-19.
Pada dasaranya teknologi itu sendiri memang sudah memiliki bagian yang cukup besar dalam dunia pendidikan. Berikut beberapa hal yang menjadikan teknologi memiliki peran yang cukup signifikan dalam dunia pendidikan, yakni: teknlogi sangat dibutuhkan dalam mendesain ilmu pengetahuan, teknologi juga diperlukan dalam mencari ilmu pengetahuan, teknologi mampu menjadi media fasilitator dalam mengemukakan pendapat, teknologi membuat proses transfer ilmu efektif dan efisien, dan tentu saja pada akhirnya teknologi adalah alat dalam mencapai tujuan pendidikan.
Namun dibalik kebermanfaatanya, teknologi memiliki sisi gelap tersendiri yang mana dapat menjadi momok dan malah membuat proses belajar mengajar tidak berhasil sama sekali. Contoh sederhananya adalah ketika teknologi semakin memberi celah bagi penggunanya untuk melakukan plagiarisme atau melakukan kecurangan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI); selain itu teknologi juga terkadang membuat pelajar sulit untuk berkonsentrasi dalam waktu yang cukup lama; teknologi juga menjadi media yang sangat rawan untuk melakukan tindak pidana; bahkan apabila kita telaah lebih jauh lagi, teknologi terkadang membuat penggunanya menjadi adiktif terhadap teknologinya itu sendiri dan megesampingkan isi pelajarannya.
Adapun jembatan bagi permasalahan yang dapat muncul dalam pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan tidak lain adalah guru itu sendiri. Literasi teknologi menjadi hal mutlak yang harus dikuasai oleh para pendidik di masa seperti sekarang ini. Pemahaman, kehati-hatian, kontrol, inovasi, dan kreatifitas menjadi kunci utama dalam keberhasilan pemanfaatan teknologi dalam proses belajar mengajar. Literasi teknologi bagi para pengajar tidak hanya bertujuan untuk mengeliminasi dampak negatif dari teknologi, akan tetapi hal tersebut dapat memaksimalkan dampak positif yang ada dalam pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan.
Apabila kita berkaca pada sekolah di Provinsi Jawa Barat atau kita kerucutkan di Kota Bandung, masih sangat sedikit sekali sekolah yang memiliki faktor-faktir pendukung dalam pemanfaatan dunia teknologi untuk pendidikan. Salah satu sekolah yang memiliki komitmen tinggi dalam bereksperimen dengan menciptakan beberapa teknologi pendidikan yang menunjang pembelajaran serta turut aktif mengikuti revolusi industri 4.0. di Kota Bandung adalah SMA BPI 1 Bandung.
Sekolah yang berlokasi di Jl. Burangrang No.08 ini sangat konsisten dalam mengembangkan teknologi pendidikan untuk menunjang kebutuhan proses belajar mengajar. Inovasi dan kreatifitas dalam menciptakan media pembelajaran berbasis teknologi dirancang sedemikian rupa dengan penuh kehati-hatian agar pemanfaatan teknologi dapat dimaksimalkan dan tujuan pembelajara dapat tercapai sebaik mungkin. Sebagai contoh SMA BPI 1 Bandung memiliki platform LMS tersendiri yang bertujuan untuk memfasilitasi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar dengan kontrol yang sangat baik. Baik siswa, orang tua, guru, dan pengawas sangat dimudahkan dalam mengontrol kegiatan belajar mengajar menggunakan LMS. Hal tersebut dirasa sangat baik dimana kontrol yang terbuka akan memudahkan pihak-pihak yang berkaitan dalam mengevaluasi proses belajar mengajar yang mana pada akhirnya akan memaksa guru untuk meningkatkan performa mereka dalam proses sharing informasi. Selain itu sekolah yang sudah berdiri lebih dari tujuh puluh tahun ini memberi kebebasan dalam berkreasi terkait penggunaan teknologi untuk menyampaikan konten pembelajaran kepada siswa-siswinya. Seperti contoh penggunaan platform media social seperti Instagram, tiktok, dan Youtube dengan konten vlog, podcast, atau konten lainnya menjadi hal yang lumrah dilakukan oleh guru-guru SMA BPI 1 Bandung. Kesadaran untuk mengikuti perkembangan dalam pemanfaatan teknologi, khusunya media sosial mampu mebuat bounding yang erat antara guru dan siswa-siswinya sehingga tujuan pembelajaran akan sangat mudah tersampaikan.
SMA BPI 1 Bandung menjadi contoh kecil bagaimana suatu instansi pendidikan mengelola teknologi sebagai media yang sangat krusial dalam proses pembelajaran di masa pandemi COVID-19. Pada akhirnya dampak positif yang dapat diambil situasi seperti saat ini yaitu proses belajar mengajar jarak jau menjadi salah satu usaha dalam pengaplikasian media berbasis teknologi dan lebih jauh lagi sebagai salah satu usaha promosi penggunaan teknologi di dunia pendidikan.