SUBTEMA : LABORATORIUM SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN KEMAMPUAN RISET SISWA DI ABAD 21
PENULIS : BAMBANG SETIAJI
UNIT : SMA BPI 1
Perkembangan teknologi memberikan dampak terhadap perubahan tatanan kehidupan. Ilmu sains memiliki peran penting dalam kemajuan perkembangan teknologi. Contohnya penggunaan baterai dalam berbagai perangkat elektronik selalu mengalami perubahan bentuk, ukuran, dan daya sesuai dengan fungsinya. Pada prinsipnya, baterai merubah energi kimia menjadi energi listrik yang merupakan sel volta melalui reaksi reduksi oksidasi. Konsep dasar ini dipelajari di ranah sekolah menengah atas yang berawal dari penelitian atau percobaan siswa di laboratorium. Oleh karena itu, Laboratorium IPA khususnya memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan perkembangan teknologi abad 21.
IPA merupakan mata pelajaran yang identik dengan metode praktikum. Pada pelaksanaannya di kelas dapat melalui model pembelajaran Inquiry, Discovery Learning, Project Base Learning, Problem Base Learning, dan lain-lain. Melalui metode dan model pembelajaran tersebut, diharapkan peserta didik tidak hanya memahami konsep sains, tetapi juga dapat mengembangkan serta menerapkan konsep sains dalam permasalahan kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran menjadi semakin bermakna.
Dalam mengembangkan kemampuan peserta didik menghadapai permasalahan abad 21 diperlukan beberapa keterampilan seperti kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, kreatifitas, dan komunikasi. Keterampilan tersebut mendukung kinerja peserta didik saat melakukan praktikum di laboratorium. Apalagi jika dalam permasalahannya melibatkan pembelajaran Sains Teknologi Enjinering dan Matematika (STEM). Pembelajaran ini dapat menunjang peserta didik untuk menghadapi kompetisi global di era teknologi modern abad 21.
Beberapa hal yang mendasar dalam melakukan sebuah riset berkaitan dengan keterampilan proses sains, sikap dasar ilmiah seorang saintis, sehingga menghasilkan penelitian yang murni. Hal yang tersulit dalam memecahkan permasalahan sains di laboratorium yaitu bagaimana peserta didik membangun sebuah ide yang tepat. Tentunya diperlukan Langkah-langkah metode ilmiah dimulai dari observasi identifikasi masalah, merumuskan masalah, kajian literatur, membuat hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis data, membuat kesimpulan, dan mempublikasikan hasil penelitian.
Diantara Langkah-langkah ilmiah tersebut seringkali peserta didik merasa kesulitan dalam melakukan kajian literatur. Ini merupakan bagian paling penting agar peserta didik mampu berinovasi dan mengembangkan kreatifitasnya sehingga menghasilkan produk yang tepat guna. Namun kenyataannya peserta didik di negara kita masih memiliki minat yang rendah dalam literasi, padahal di era modern ini terdapat banyak sumber-sumber yang mudah diakses untuk dapat dijadikan sebagai referensi. Jejaring online, media sosial, jurnal, merupakan beberapa contoh sumber referensi digital yang dapat diakses dengan mudah oleh semua kalangan. Bahkan, saat ini buku dan majalah koran berita yang merupakan sumber informasi dapat diakses secara digital. Namun yang paling penting diantara semua itu adalah menjadikan jurnal sebagai referensi utama dalam melakukan sebuah riset. Sebab jurnal merupakan penelitian terkini atau terbarukan, serta isinya dapat dipertanggung jawabkan.
Selain rendahnya literasi, peserta didik masih kurang memahami bagaimana memulai sesuatu riset yang baik melalui jurnal sebagai acuan utamanya. Meskipun jurnal merupakan hasil penelitian pihak lain, biasanya terdapat beberapa batasan dan kekurangan. Variable inilah yang merupakan celah bagi kita sebagai saintis untuk mengembangkan riset yang baik. Tentunya tidak hanya mengacu kepada satu jurnal saja, semakin banyak jurnal yang kita baca semakin banyak pula ide kreatifitas yang muncul dalam benak pikiran. Sederhananya, peserta didik dapat melakukan ATM yaitu, Amati, Tiru, dan Modifikasi. Selebihnya peserta didik dapat mencari sumber ide lainnya melalui media sosial berbasis visual seperti youtube, Instagram, twitter dan lain-lain.
Berdasarkan pemaparan diatas, terdapat poin penting bagi peserta didik untuk meningkatkan riset di abad 21 ini yaitu, memiliki kemampuan 4C (kolaborasi, komunikasi, kreatifitas, dan berpikir kritis), memiliki kemampuan keterampilan proses sains, memahami Langkah-langkah dalam metode ilmiah, terutama memiliki kemampuan menganalisis jurnal dengan baik. semuanya dapat dikemas melalui suatu pembelajaran STEM (Sains, Teknologi, Enjinering, dan Matematika).